BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Secara Naluriah, Kodrati, Fitrohnya
Manusia adalah makhluk social memerlukan orang lain dalam
kehidupannya tanpa sesamanya manusia tidak akan bisa hidup. pada mulanya
manusia berada dalam satu lingkungan social yang kecil adam dan hawa, semakin
berkembangnya umat manusia menyebar kemana-mana dengan kondisi fisik yang
berbeda pula. dari uraian diatas diketahui memberikan diskripsi manusia secara
sistematis bahwa manusia berada dan berhubungan dengan sesamanya dalam pola-
pola tertentu sebagai individu yang berhubungan dengan individu lain, yang berhubungan
dengan kelompok; masyarakat,politik,social.
konseling adalah proses
komunikasi antara seseorang (konselor) dengan orang lain. konseling adalah
proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik
dengan paduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/
upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk
itu kita disini akan membahas tentang jenis-jenis masalah yang dihadapi
individu dan jenis-jenis bimbingan, agar kita dapat mengetahui masalah –masalah
yang dihadapi oleh peserta didik (siswa) dan juga mengetahui jenis-jenis
bimbingan dalam penyuluhan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, dapat di ambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah jenis-jenis masalah yang dihadapi individu
dalam konseling ?
2.
Apa saja
macam-macam bimbingan dalam konseling?
3.
Dan apa tujuan
macam-macam bimbingan konseling tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jenis- Jenis
Masalah Yang Dihadapi Individu
Untuk
mengethui jenis-jenis bimbingan, perlu dipelajari lebih dahulu tentang
masalah-masalah yang dihadapi individu. Sehingga dengan mengenal
masalah-masalah yang dihadapi individu, akan memudahkan untuk menentukan jenis
bimbingan mana yang tepat untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
Pada umumnya
jenis-jenis masalah yang dihadapi individu, terutama yang dihadapi murid
sekolah, dapat digolongkan menjadi beberapa jenis masalah sebagai berikut:
Dalam
perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar mengajar, misalnya bagaimana
menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil memilih metode
dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar dan
sebagainya. Bagi murid sendiri sering mengalami berbagai kesulitan dalam
menghadapi kegiatan pelajaran misalnya, dalam cara membagi waktu belajar, memilih
materi yang sesuai, belajar bekelompok, menyusun catatan, mengerjakan
tugas-tugas, cara menggunakan buku-buku pelajaran dan sebagainya.
b) Masalah pendidikan
Dalam
hubungan ini individu mengalami berbagai kesulitan yng berhubungan dengan
kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki situasi sekolah yang
baru ia dihadapkan pada beberapa masalah, misalnya; menesuaikan dengan sekolah
baru, pelajaran baru, tata tertib sekolah, guru-guru dan sebagainya. Dalam
keseluruhan program pendidikan di sekolah, murid-murid akan menghadapi
masalah-masalah, seperti memilih kegiatan ekstra kurikuler, memilih program
studi yang cocok, mencari teman belajar yang cocok dan sebagainya. Pada akhir
pendidikan murid-murid akan berhadapan dengan berbagai masalah, misalnya
memilih studi lanjut, memilih jenis-jenis latihan tertentu, menggunakan
ketrampilan-ketrampilan tertentu, untuk kegiatan-kegiatan tertentu dan memilih
pendidikan tertentu untuk pekerjaan tertentu. Demikian pula masalah-masalah
kelambatan belajar yang dialami murid-murid yang tergolong lambat dan terlampau
cepat dalam belajarnya. Semuanya termasuk masalah-masalah pendidikan. Masalah
ini banyak dialami oleh murid-murid sekolah pada umumnya.
c) Masalah pekerjaan
Masalah-masalah
ini berhubungan dengan memilih pekerjaan. Misalnya dalam memilih
latihan-latihan tertentu untuk pekerjaan tertentu, memilih jenis-jenis
pekerjaan yang cocok dengan dirinya, mendapatkan penjelasan tentang jenis
pekerjaan, penempatan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh penyesuaian yang baik
dalam lingkungan pekerjaan tertentu. Pada umumnya masalah pekerjaan ini
dirasakan oleh murid-murid sekolah, terutama murid-murid di sekolah menengah
Atas dan Perguruan Tinggi. Tetapi murid-murid Sekolah Menengah Pertama pun
tidak sedikit yang menghadapi masalah pekerjaan ini. Bahkan murid-murid Sekolah
Dasar juga banyak yang tidak lepas dari masalah ini, terutama murid-murid yang
tidak melanjutka pendidikan mereka.
d) Masalah penggunaan waktu senggang
Masalah
ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu luang yang tidak terisi
oleh suatu kegiatan tertentu. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara
mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik
bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat di lingkungannya.
Ketidakmampuan menggunakan waktu senggang kadang-kadang
dapat menimbulkan masalah-masalah yang lebih besar lagi, misalnya kenakalan
anak, melamun dan sebagainya. Masalah penggunaan waktu senggang misalnya
bagaimana merencanakan suatu kegiatan dalam waktu luang, mengisi waktu luang
dan memilih kegiatan yang cocok. Murid-murid di sekolah pada umumnya banyak
menghadapi masalah ini, terutama pada waktu hari libur dan di luar jam
pelajaran.
e) Masalah sosial
Kadang-kadang
murid menghadapi kesulitan dalam hubungannya dengan individu lain atau ddengan
lingkungan sosialnya. Masalah ini timbul karena kekurangan kemampuan
murid berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau lingkungan sosial itu
sendiri kurang sesuai dengan keadaan dirinya. Misalnya kesulitan dalam mencari teman
belajar, teman bermain, merasa terasing dalam pekerjaan-pekerjaan kelompok dan
sebagainya. Kita sering menjumpai murid-murid yang sebetulnya pandai dalam
pelajaran, tetapi kurang mampu untuk berhubungan dengan teman-temannya. Ia
kurang disenangi dalam pergaulan. Masalah-masalah tersebut disebut masalah
sosial dan merupakan salah satu jenis masalah yang sering dihadapi murid-murid.
f) Masalah pribadi
Dalam
situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari
dalam dirinya. Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa kurang
berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam
dirinya sendiri. Misalnya konflik berlarut-larut dan gejala-gejala frustasi
merupakan sumber timbulnya masalah-masalh pribadi lain. Masalah-masalah ini
sering dialami para pemuda pada waktu menjelang masa adolesensi yang ditandai
dengan perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental. Pada umumnya
masalah pribadi ini timbul karena individu tidak berhasil dalam mempertemukan
antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain.
B.
Jenis –Jenis
Bimbingan
1)
Bimbingan akademik
a.
Bimbingan
akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah
akademik yaitu : pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara
belajar, penyelesaian tugas-tugasdan latihan, pencarian dan penggunaan sumber
belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Masalah-masalah yang
berkaitan dengan bidang akademik :
a)
Kurang memiliki
kepuasaan belajar yang baik;
b)
Kurang memahami
cara belajar yang efektif;
c)
Kurang memahami
cara mengatasi kesulitan belajar,
d)
Kurang memahami
cara membaca buku yang efektif,
e)
Kurang memahami
cara membagi waktu belajar,
f)
Kurang
menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu.
b.
Fungsinya : Bimbingan akademik berfungsi untuk mengembangkan suasana belajar mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang
efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu
menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/ pendidikan. Dalam bimbingan
akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan
akademik yang diharapkan.
c.
Tujuannya :
1.
Memiliki sikap
dan belajar positif
2.
Memiliki
motivasi dalam belajar sepanjang hayat
3.
Memiliki
keterampilan belajar yg efektif
4.
Memiliki
keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar
5.
Memiliki
kesiapan mental dalam menghadapi pembelajaran
6.
Memiliki
keterampilan membaca buku
2)
Bimbingan Pribadi Sosial
a.
Bimbingan
social merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan
masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah social
pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf,
pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan
pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
Bimbingan
social pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan
kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini
merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan
memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan
yang dialami oleh individu.
Masalah-masalah
yang berkaitan dengan bidang sosial :
a. Berperilaku
sosial yang bertanggung jawab, meliputi :
a)
Kurang
menyenangi kritikan orang lain;
b)
Kurang memahami
tata karma (etika) pergaulan;
c)
Kurang
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di kampus maupun dimasyarakat.
b. Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi :
a)
Merasa malu
untuk berteman dengan lawan jenis;
b)
Merasa tidak
senang kepada teman yang suka mengkritik.
c.
Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi :
a)
Sikap yang
kurang positif terhadap pernikahan;
b)
Sikap yang
kurang positif terhadap hidup berkeluarga.
Masalah-masalah
yang berkaitan dengan bidang pribadi :
a. Ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup :
a)
Kurang motivasi
untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;
b)
Kurang memahami
bahwa agama sebagai pedoman hidup;
c)
Kurang memiliki
kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan;
d)
Masih merasa
malas untuk melaksanakan shalat;
e)
Kurang memiliki
kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
b. Perolehan
system nilai, meliputi :
a)
Masih memiliki
kebiasaan berbohong;
b)
Masih memiliki
kebiasaan mencontek;
c)
Kurang berdisiplin
(khususnya memelihara kebersihan).
c. Kemandirian
emosional, meliputi :
a)
Belum mampu
membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanakkanakan;
b)
Belum mampu
menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas.
c)
Masih kurang
mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustrasi (stress) secara positif.
d. Pengembangan
keterampilan intelektual, meliputi :
a)
Masih kurang
mampu mengembil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang;
b)
Masih suka
melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik buruknya,untung-ruginya.
e. Menerima
diri dan mengembangkan secara efektif, meliputi :
a)
Kurang merasa
bangga dengan keadaan diri sendiri;
b)
Merasa rendah
diri, apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai kelebihan (seperti teman
yang lebih cantik/ cakep)
b.
Tujuannya :
a) pemantapan sikap dan kebiasaan serta
pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
b) Pemantapan pemahaman tentang
kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranya masa depan
c) Pemantapan pemahaman tentang
kelamahan diri dan usaha penanggulanganya.
d) Pemantapan kemampuan mengambil
keputusan.
e) Pemantapan kemampuan mengarahkan
diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya.
f) Pemantapan kemampuan berkomunikasi,
baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif
g) Pemantapan kemampuan menerima dan
menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan
produktif.
c.
Fungsinya :
Memberikan wawasan kepada
pribadi siswa bahwa pentingnya berjiwa sosial karena manusia adalah bersifat
sosial bukan individu yg membutuhkan manusia lain, dan berfungsi sebagai
pendukung terciptanya belajar yg efektif dan efisien dengan bantuan lingkungan
sekitar, jika lingkungan tidak mendukung maka akan menghambat jalannya proses
belajar dan mengganggu siwa dalam hasil belajar.
3)
Bimbingan karir
a.
Pengertian Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu
individu dalam perencanaan,pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir
seperti : pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi
dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan
karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang
dihadapi.Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan
individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif,
afektif maupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif,
memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam
keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki system kehidupan social budaya
yang terus menerus berubah.
Bimbingan karir merupakan upaya
bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal
dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya
yang diharapkan. Dengan layanan bimbingan karir, individu mampu menentukan dan
mengembil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab keputusan yang
diambilnya sehingga mereka mampumewujudkan dirinya secara bermakna. Bimbingan karir
adalah sebuah hal yang paling penting untuk mengarahkan siswa-siswa sesuai
dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir yang tepat pada
siswa, akan memberikan kepuasan dan akan meraih hasil yang maksimal.
Bimbingan
karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada
di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja
atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai
bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan
karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami
dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk
kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu
keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan
dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan /
karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut
Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program
yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu
individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan
kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang
bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Marsudi,
2003:113).
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya
bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk
kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara
tepat dan bertanggungjawab.
Kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak
secara luas pada kehidupan seseorang selanjutnya, yang kemungkinan akan
menurunkan prestasi bahkan frustasi dan gangguan psikologis, karena
ketidakmampuan beradaptasi, hasil yang diperoleh tidak maksimal, tertutupinya
bakat-bakat bawaan yang sebenarnya lebih dominan dan lain-lain.
Salah satu tempat yang paling tepat dalam
pengarahan dan pencerahan pemilihan minat dan bakat (bimbingan karir) adalah
pada saat usia remaja, sekitar usia sekolah menengah atas. Bahkan dirasakan,
pemilihan karir pada usia ini adalah sebuah kewajiban untuk membantu
siswa-siswa menentukan karirnya kedepan. Usia ini, merupakan pangkal dari
masalah seseorang yang akan dijalaninya pada usia perkembangan selanjutnya.
Salah satu cara untuk mengarahkan dan membantu
siswa memberikan bimbingan ini adalah dengan menggunakan tes psikologi. Tes
psikologi untuk bimbingan karir, biasanya tidak hanya satu alat tes, tetapi
beberapa tes yang akan di compare, untuk menentukan dan mengarahkan
langkah apa yang seharusnya diambil oleh siswa dengan karirnya kedepan.
Diharapkan dengan bimbingan karir ini, siswa lebih terfokus pada sesuatu yang
memang diminatinya, berbakat dibidangnya dan mempunyai kemampuan tentangnya.
b.
Tujuan Bimbingan karir pada siswa adalah sebagai
berikut (dalam Sukardi, hal 8):
a)
Agar siswa mampu mengenal aspek-aspek dirinya
(kemampuan, potensi, bakat, kepribadian, sikap dan sebagainya).
b)
Dengan mengenal aspek-aspek dirinya, siswa
diharapkan dapat menerima keadaan dirinya secara objektif.
c)
Membantu siswa untuk dapat mengemukakan
berbagai aspek yang dimilikinya.
d)
Membantu siswa untuk dapat mengelola informasi
dirinya.
e)
Membantu siswa agar dapat mengemukakan
informasi dirinya sebagai dasar perencanaan dan pembuatan keputusan dimasa
depan.
c. Fungsinya : Melihat begitu
pentingnya bimbingan karir ini, sehingga diharapkan setiap anak (siswa)
terutama pada usia sekolah menengah harus mendapatkannya. Bantuan yang
diberikan akan membatu mereka menjalani hidup mereka penuh dengan penerimaan,
sesuai dengan minat dan bakatnya, dan diharapkan akan memberikan hasil yang
maksimal, karena karir yang dipilihnya merupakan potensi yang dimilikinya.
Sehingga tidak ada lagi kata-kata, “bakat yang terpendam”.
4)
Bimbingan keluarga
a. Pengertian
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan
berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat
oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang
hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu
untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Family Counseling (konseling keluarga) didefinisikan sebagai suatu
proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan
homeostasis, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman
(comfortable).
Bimbingan keluarga, merupakan upaya pemberian
bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka
mapu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdaya diri secara
produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta
berperan serta berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang
bahagia.
Menurut pengertian psikologis,
keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal
bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga
terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri
(Soelaeman 1994 : 5-10).
b. Tujuan
a) Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional
menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
b) Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota
keluarga mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau
lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
c) Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan
keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan
keutuhan keluarga.
d) Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental
terhadap anggota keluarga (Perez, 1979).
c. Fungsinya
Memberikan wawasan
tentang masalah keluarga demi mendukung proses belajar mengajar, jika siswa
mengalami masalah didalam keluarganya akan mengakibatkan siswa terganggu dalam
proses belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, dan disinilah fungsi bimbingan
keluarga memberikan solusi kepada siswa dalam memecahkan masalahnya sehingga
mendukung proses belajar siswa.
5)
Urgensi Bimbingan
Dan Penyuluhan Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat
Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan manusia
memerlukan bimbingan. Termasuk dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
bermasyarakat. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling sangat
dibutuhkan tidak hanya dalam dunia pendidikan, tapi juga di
masyarakat. Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling, dapat membantu
masyarakat untuk menemukan jalan keluar dalam masalahnya dan juga mengenali dan
mengembangkan potensi dalam diri. Sehingga hal ini sangat berpengaruh dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Para konselor yang
menyediakan layanan bimbingan dan konseling ini, sangat dibutuhkan dalam dunia
masyarakat. Tidak hanya untuk membantu dalam bimbingan karier ataupun masalah
pribadi, para konselor juga seringkali menjadi sukarelawan dalam upaya
menghilangkan trauma pada masyarakat yang menjadi korban bencana yang akhir –
akhir ini sering menimpa masyarakat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
C. SIMPULAN
Dari uraian dan keterangan diatas bimbingan dan konseling sangat
berpengaruh dan sangat penting bagi siswa maupun masyarakat dalam memecahkan
permasalahan dan segala hal yang ada dikehidupan ini,dari bimbingan
akademik,pribadi/sosial, karir, sampai keluarga, sampai permasalahan yg ada
dimasyarakat umum, karena bimbingan konseling ini berfungsi sebagai pemecah
suatu permasalahan atau problematika kehidupan.
D. SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
rekan-rekan dalam memahami study bimbingan dan konseling , masih banyak
terdapat kesalahan ataupun kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A. Juntika, 2006, Landasan
Bimbingan dan Konseling,Bandung : Remaja Rosdakarya
Prayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan
dan Konseling,Jakarta : Rineka Cipta.
Dewaketut,
Sukardi, 2008, Pengantar Pelaksanaan
Bk disekolah, Jakarta : Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar